Secara umum, pengertian pantun adalah salah satu bentuk sastra rakyat yang menyuarakan nilai -nilai dan kritik budaya masyarakat. Pantun terdapat dalam beberapa sastra daerah di Indonesia seperti dalam sastra jawa, pantun dikenal dengan sebutan “parika”, dalam sastra sunda dikenal dengan “paparikan” , untuk pantun dalam sastra batak disebut dengan “umpasa”. Selain itu, dalam sastra minangkabau, pantun lebih dikenal dengan nama “patuntun”.
Bagaimana dengan penamaan pantun di daerah anda? Sekalipun berbeda-beda namun esensinya sebagai pantun tetaplah sama. Berikut ini ada beberapa pengertian pantun yang dapat dijadikan rujukan :
Jenis-jenis pantun dapat diketahui berdasarkan empat pendapat berikut ini :
Menurut Effendi (1983:29), membagi pantun menurut jenis dan isinya yakni:
Bagaimana dengan penamaan pantun di daerah anda? Sekalipun berbeda-beda namun esensinya sebagai pantun tetaplah sama. Berikut ini ada beberapa pengertian pantun yang dapat dijadikan rujukan :
- Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1016), pantun adalah bentuk puisi Indonesia (melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri dari empat baris yang bersanjak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja sedangkan pada baris ketiga dan keempat merupakan isi; peribahasa sindiran”.
- Dr. R. Brandstetter, seorang ahli dalam perbandingan bahasa berkebangsaan Swiss mengutarakan bahwa pantun berasal dari akar kata tun, yang terdapat dalam berbagai bahasa di nusantara, misalnya dalam bahasa Pampanga, tuntun bermakna teratur; di bahasa Tagalog, tonton bermakna bercakap sesuai aturan tertentu; dalam bahasa Jawa Kuno, tuntun berarti benang dan atuntun yang berarti teratur serta matuntun yang bermakna memimpin; dalam bahasa Toba pantun berarti kesopanan atau kehormatan, dalam bahasa Melayu, pantun berarti quatrain, yaitu sajak berbaris empat, dengan rima a-b-a-b. Sedangkan dalam bahasa Sunda, pantun berarti cerita panjang yang bersanjak dan diiringi musik.
- R.O. Winsted, seorang pengkaji budaya melayu menyatakan bahwa pantun bukanlah sekadar gubahan kata-kata yang mempunyai rima dan irama, tetapi merupakan rangkaian kata indah untuk menggambarkan kehangatan cinta, kasih sayang, dan rindu dendam penuturnya. Dengan kata lain, pantun mengandung ide kreatif dan kritis serta padat kandungan maknanya.
- Menurut Surana (2010:31), pengertian pantun ialah bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik, berima silang (a-b-a-b). Larik pertama dan kedua disebut sampiran atau bagian objektif. Biasanya berupa lukisan alam atau hal apa saja yang dapat diambil sebagai kiasan. Larik ketiga dan keempat dinamakan isi atau bagian subjektif.
Jenis-jenis pantun dapat diketahui berdasarkan empat pendapat berikut ini :
Menurut Effendi (1983:29), membagi pantun menurut jenis dan isinya yakni:
- Pantun anak-anak, berdasarkan isinya dibedakan menjadi 4: pantun bersukacita, pantun berdukacita, pantun jenaka atau pantun teka-teki
- Pantun orang muda, berdasarkan isinya dibagi 5 : pantun dagang atau pantun nasib, pantun perkenalan, pantun berkasih-kasihan, pantun perceraian dan pantun beriba hati
- Pantun orang tua, berdasarkan isinya terbagi 3 : pantun nasihat, pantun adat, dan pantun agama
- Menurut isinya, terdiri dari : pantun anak-anak (biasanya berisi permainan), pantun muda mudi (biasanya berisi percintaan), pantun orang tua (biasanya berisi nasihat atau petuah), pantun jenaka (biasanya berisi sindiran sebagai bahan kelakar), dan pantun teka-teki
- Menurut bentuk atau susunannya, terbagi dua yakni (1) pantun berkait, yaitu pantun yang selalu berkaitan antara bait pertama dengan bait yang kedua, bait kedua dengan bait ketiga dan seterusnya. Adapun susunan kaitannya adalah baris kedua bait pertama menjadi baris pertama pada bait kedua, baris keempat bait pertama dijadikan baris ketiga pada bait kedua dan seterusnya. (2) Pantun kilat, sering disebut juga karmina, ialah pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama merupakan sampiran sedang baris kedua merupakan isi. Sebenarnya asal mula pantun ini juga terdiri atas empat baris, tetapi karena barisnya pendek-pendek maka seolah-olah kedua baris pertama diucapkan sebagai sebuah kalimat, demikian pula kedua baris yang terakhir.
- Berdasarkan isinya, pantun dibagi menjadi tiga: (1) Pantun kanak-kanak : pantun bersukacita dan pantun berdukacita, (2) Pantun muda : Pantun nasib/dagang dan pantun perhubungan. Pantun perhubungan terbagi lagi menjadi pantun perkenalan, pantun berkasih-kasihan, pantun perceraian, dan pantun beriba hati. Dan (3) Pantun tua : pantun adat, pantun agama, dan pantun nasihat.
- Berdasarkan banyaknya baris tiap bait dibagi menjadi: (1) Pantun dua seuntai atau pantun kilat, (2) Pantun empat seuntai atau pantun empat serangkum, (3) Pantun enam seuntai atau delapan seuntai, atau pantun enam serangkum, delapan serangkum (talibun).
- Pantun Anak-Anak, terdiri dari : pantun anak-anak jenaka, pantun anak kedukaan, dan pantun anak teka-teki,
- Pantun Muda-Mudi, terdiri dari : pantun muda mudi kejenakaan, pantun muda-mudi dagang, pantun muda-mudi cinta kasih, dan pantun muda-mudi ejekan.
- Pantun Tua, terdiri dari : pantun tua kiasan, pantun tua nasihat, pantun tua adat, pantun tua agama, dan pantun tua dagang