Cerpen di bentuk oleh struktur yang berasal dari dalam yang disebut unsur intrinsik dan struktur dari luar yang turut mempengaruhi terbentuknya cerpen (Nurgiantoro, 1995: 36). Adapun unsur-unsur intrinsik cerpen yang dimaksud dapat dijelaskan berikut ini:
1. Tema
Tema adalah aspek yang paling penting dari suatu cerita, karena dengan dasar itu pengarang dapat membayangkan dalam fantasinya tentang cerita yang akan dibuat. Pada prinsipnya tema disebut juga sebagai ide sentral yang mendasari suatu cerita, tema berfungsi sebagai (1) pedoman pengarang dalam menggarap cerita, (2) sasaran atau tujuan penggarapan cerita, dan (3) mengikat peristiwa-persitiwa dalam suatu alur (Zulfahnur dkk, 1997: 25). Pengarang dalam menulis cerita bukan sekedar mau bercerita, melainkan mengatakan sesuatu pada pembaca. Senada dengan hal ini, Kenny dan Staton (dalam Nurgiyantoro, 1995: 67) mengatakan bahwa tema merupakan makna yang dikandung cerita yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca.
2. Amanat
Amanat ialah pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Karena itu amanat merupakan gagasan yang mendasari karya sastra. Amanat cerita biasanya bersisi ajaran moral dan nilai-nilai kemanusiaan. Sudjiman (1986: 56) dari sebuah karya sastra adakalanya dapat diangkat sebuah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang itulah yang disebut amanat. Dengan kata lain, apabila permasalahan yang diajukan dalam cerita juga diberikan jalan keluarnya oleh pengarang, maka jalan keluarnya itulah yang dinamakan amanat.
3. Alur
Secara umum, terdapat 5 tahapan alur:
4. Latar
Unsur intrinsik lainnya yang penting dalam karya sastra adalah latar atau setting, karena setiap gerak tokoh-tokoh cerita yang menimbulkan peristiwa-peristiwa didalam cerita berlangsung dalam suatu tempat, ruang, waktu, tertentu. Latar didefinisikan sebagai latar belakang fisik, unsur tempat dan ruang didalam cerita atau lingkungan alam sekitar, terutama lingkungan dalam yang dipandang mampu mengekspresikan watak secara metonimik atau metaforik. (Zulfanur, 1996: 36).
5. Tokoh dan Karakter Tokoh
Tokoh merupakan pelaku rekaan. Tokoh-tokoh dalam cerita bersifat unik dan berbeda-beda. Tokoh inilah yang mengalami peristiwa dalam cerita. Wahid (2004: 84) mengemukakan bahwa sesuai fungsi tokohnya, terdapat tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama yakni tokoh yang berperan utama dan menjadi pusat penokohan didalam intesias keterlibatannya dalam suatu cerita, sedangkan tokoh bawahan tidak sentral kedudukannya di dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang atau mendukung tokoh utama.
Ditinjau dari sikap, watak, cara berpikir dan sebagainya, tokoh dalam cerita dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Tema
Tema adalah aspek yang paling penting dari suatu cerita, karena dengan dasar itu pengarang dapat membayangkan dalam fantasinya tentang cerita yang akan dibuat. Pada prinsipnya tema disebut juga sebagai ide sentral yang mendasari suatu cerita, tema berfungsi sebagai (1) pedoman pengarang dalam menggarap cerita, (2) sasaran atau tujuan penggarapan cerita, dan (3) mengikat peristiwa-persitiwa dalam suatu alur (Zulfahnur dkk, 1997: 25). Pengarang dalam menulis cerita bukan sekedar mau bercerita, melainkan mengatakan sesuatu pada pembaca. Senada dengan hal ini, Kenny dan Staton (dalam Nurgiyantoro, 1995: 67) mengatakan bahwa tema merupakan makna yang dikandung cerita yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca.
2. Amanat
Amanat ialah pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Karena itu amanat merupakan gagasan yang mendasari karya sastra. Amanat cerita biasanya bersisi ajaran moral dan nilai-nilai kemanusiaan. Sudjiman (1986: 56) dari sebuah karya sastra adakalanya dapat diangkat sebuah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang itulah yang disebut amanat. Dengan kata lain, apabila permasalahan yang diajukan dalam cerita juga diberikan jalan keluarnya oleh pengarang, maka jalan keluarnya itulah yang dinamakan amanat.
3. Alur
Secara umum, terdapat 5 tahapan alur:
- Pengenalan (eksposisi) yakni pengarang memperkenalkan tokoh, seting, dan masalah yang dihadapi tokoh.
- Timbullah konflik yakni tokoh mengalami konflik dalam memecahkan masalah.
- Konflik memuncak (rumitan) yakni konflik tokoh bertambah rumit dan menajam
- Puncak masalah (klimaks) yakni konflik tokoh mencapai titik puncak.
- Pemecahan masalah (konklusi) yakni pemaparan akhir sebuah cerita dengan nasib masing-masing tokoh.
- Alur maju, yaitu penceritaan rangkaian peristiwa dari peristiwa yang paling awal sampai peristiwa akhir.
- Alur mundur, yaitu penceritaan rangkaian dari peristiwa yang paling akhir kemudian berbalik ke peristiwa yang paling awal.
- Alur campuran, yaitu perpaduan antara alur maju dan alur mundur dalam suatu cerita
4. Latar
Unsur intrinsik lainnya yang penting dalam karya sastra adalah latar atau setting, karena setiap gerak tokoh-tokoh cerita yang menimbulkan peristiwa-peristiwa didalam cerita berlangsung dalam suatu tempat, ruang, waktu, tertentu. Latar didefinisikan sebagai latar belakang fisik, unsur tempat dan ruang didalam cerita atau lingkungan alam sekitar, terutama lingkungan dalam yang dipandang mampu mengekspresikan watak secara metonimik atau metaforik. (Zulfanur, 1996: 36).
5. Tokoh dan Karakter Tokoh
Tokoh merupakan pelaku rekaan. Tokoh-tokoh dalam cerita bersifat unik dan berbeda-beda. Tokoh inilah yang mengalami peristiwa dalam cerita. Wahid (2004: 84) mengemukakan bahwa sesuai fungsi tokohnya, terdapat tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama yakni tokoh yang berperan utama dan menjadi pusat penokohan didalam intesias keterlibatannya dalam suatu cerita, sedangkan tokoh bawahan tidak sentral kedudukannya di dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang atau mendukung tokoh utama.
Ditinjau dari sikap, watak, cara berpikir dan sebagainya, tokoh dalam cerita dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
- Tokoh protagonist, yakni tokoh yang berwatak dan sikap hidup yang baik sehingga disenangi pembaca,
- Tokoh antagonis, yakni tokoh yang berwatak dan sikap yang tidak sesuai dengan kehendak pembaca, dan
- Tokoh tirtagonis, yaitu tokoh yang selalu bertindak sebagai pihak ketiga yang berusaha menjadi juru damai dalam konflik yang terjadi antara tokoh protagonist dan tokoh antagonis. Tokoh protagonist maupun antagonis biasanya menjadi fokus cerita.